Rabu, 02 Februari 2011
Wajah suku pedalaman amazon yang hampir punah
Bagi mereka yang hidup di tengah hutan Amazon, tidak ada lingkungan hingar bingar. Terisolasi total di perbatasan Brasil-Peru, suku ini terancam punah. Seperti apa?
Gambar yang diambil dari udara oleh pemerintah Brasil yang terus memantau kelompok ini memang menarik. Namun, bukan berarti mereka hidup ‘bahagia’.
Sejak lama, pemerintah Negeri Samba khawatir tentang kesejahteraan suku tersebut. Hingga menyerahkan pelestarian suku pedalaman itu ke LSM Inggris, Survival International. Besar harapan, LSM itu mampu melindungi wilayah dan melestarikan suku terisolasi itu.
Wajar, ketakutan terus tumbuh mengingat semakin banyak penebang liar dari Peru mengancam keberadaan mereka. Dengan mendorong berbagai suku ke wilayah Sungai Envira, muncul konflik berdarah antarmereka terkait kepemilikan bahan baku dan lahan.
Sementara ini, pemerintah Brasil menandai tiga bidang berkesinambungan di wilayah perbatasan. Ada empat suku atau lebih bisa hidup dengan damai. Namun pemerintah Peru tampak tak peduli dan terus mengambil sikap yang merugikan suku pedalaman.
Presiden Peru Alan Garcia yang memimpin negara itu sejak Juli 2006, seperti dikutip dari Daily Mail, pernah mengklaim bahwa suku pedalaman Amazon tak pernah ada. Ini menyebabkan kepengurusan hanya berada di tangan pemerintah Brasil dan LSM internasional.
Suku ini memiliki ciri khas, yaitu dahi yang dicukur dan rambut panjang di belakang seperti suku Panoan Indian. Mereka mengkonsumsi singkong, pepaya, ikan dan memanfaatkan daun pisang.
Satu suku biasanya terdiri dari 150 orang. Mereka juga memanfaatkan benda logam seperti pisau parang dan panci. Ini diyakini berdasarkan sistem barter antarsuku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
BERI KOMENTAR DAN KRITIKAN ANDA, SUPAYA BLOG INI MENJADI LEBIH BAIK.
KOMENTAR SPAM AKAN SAYA HAPUS.