Rabu, 24 November 2010
Inilah gunung yang letusanya paling dahsyat
Gunung api meletus selama miliaran tahun, namun rekaman akurat manusia hanya dimulai sejak abad ke-20. Kini, ilmuwan memberi peringkat letusan gunung itu.
Ilmuwan dalam US Geology Survey (USGS) menggunakan Volcano Explosivity Index (VEI) untuk mengukur kekuatan ledakan gunung api. Skala logaritmiknya dari satu sampai delapan. Letusan skala satu mengeluarkan 350 ribu kaki kubik (10 ribu meter kubik) tephra vulkanik yang terdiri dari abu dan batuan.
Letusan skala delapan mengeluarkan lebih dari 240 mil kubik (1.000 kilometer kubik). Untuk membantu memahami skala, letusan terabaru di Gunung Merapi dan Eyjafjallajokull di Islandia berskala empat. Letusan Gunung St Helens pada 1980 berskala lima.
Dengan mempelajari sampel batuan, fitur geografis, dan lapisan abu dalam sampel inti es, ilmuwan dapat merekonstruksi beberapa (meski tak semua) letusan gunung api paling epik, termasuk letusan pada jutaan tahun silam. Letusan terdahsyat terjadi di San Juan Mountains di Colorado barat daya sekitar 27 juta tahun silam.
Letusan gunung itu membentuk La Garita Caldera, dan memuntahkan lebih dari 3.107 kilometer kubik (5 ribu km kubik) lava (cukup untuk melapisi California setebal 40 kaki (12 meter)). Ignimbrit La Garita Caldera, atau endapan vulkanik, dikenal sebagai tufa Fish Canyon ini terdiri dari dasit, batuan beku yang terbentuk dari lava.
Menurut USGS, letusan itu merupakan letusan terbesar sejak era Ordovisium, antara 438-504 juta tahun silam. Karena begitu besarnya, para ilmuwan merekomendasikan menambahkan tingkat kesembilan dalam skala VEI, dan menyatakan La Garita masuk dalam skala sembilan.
Meski, peringkat ini masih menjadi perdebatan, La Garita merupakan satu-satunya letusan skala 9. Saat ini, sabuk seismik sirkum Pasifik “Cincin Api” menjadi rumah lebih dari setengah gunung berapi aktif di dunia di atas permukaan laut.
Hal ini dikarenakan, Cincin Api merupakan sabuk margin lempeng konvergen, atau zona subduksi, yang mengelilingi lempeng Pasifik. Wilayah subduksi lempeng tektonik, dimana satu lempeng dipaksa saling bertindih satu sama lain. Hal ini menghasilkan gempa bumi kuat dan aktivitas gunung berapi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
BERI KOMENTAR DAN KRITIKAN ANDA, SUPAYA BLOG INI MENJADI LEBIH BAIK.
KOMENTAR SPAM AKAN SAYA HAPUS.